
“Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan sampai sesuatu itu tiba di depan mata.”
―
Dee,
Supernova: Akar
“Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa. -Hanya Isyarat, Rectoverso - Dee-” ― Dewi Lestari
“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah apa adanya.” ― Dewi 'Dee' Lestari
“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Habis ini, lalu apa? Kamu sendirian. Aku sendirian. Kenapa kita tidak berdua lagi saja? Apa artinya cinta yang tidak lagi sama? Memang cinta itu ada berapa macam?"Aku tidak tau cinta ada berapa macam varian. Kau harus bertanya pada hatiku, karena dialah yang satu hari menutup dan mengucap, "cukup". Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih dari siapa pun yang kutahu."Enam tahun. Kita akan buang enam tahun itu begitu saja?"Otakku merekam dan menyimpan kamu, kita, dan enam tahun ini. Hati tidak pernah menyimpan apa-apa. Ia menyalurkan segalanya."Kamu akan menyesal..."Mungkin. Kini kita tak mungkin tahu.” ― Dewi 'Dee' Lestari
“Kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka...tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Bagi saya, hidup terlalu singkat untuk dilewatkan dengan biasa biasa saja.- Kugy” ― Dewi 'Dee' Lestari, Perahu Kertas
“Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba-mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan.Cinta jangan selalu ditempatkan sebagai iming-iming besar, atau seperti ranjau yang tahu-tahu meledakkanmu--entah kenapa dan kapan. Cinta yang sudah dipilih sebaiknya diikutkan di setiap langkah kaki, merekatkan jemari, dan berjalanlah kalian bergandengan...karena cinta adalah mengalami.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku, sekali mengenalimu menjadi tujuan hidupku - Supernova, Gelombang @deelestari” ― Dewi Lestari, Supernova: The Knight, the Princess and the Falling Star
“Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Satu-satunya cara untuk mengetahui asal-usulmu adalah keluar, lalu kembali. Kamu pikir si Adam itu tahu dirinya istimewa kalau tidak dibuang dulu ke bumi?” ― Dee Lestari, Supernova: Akar
“Pembaharuan hadir dalam setiap detik. Perbaikan terjadi setiap saat.” ― Dee Lestari
“Asmara. Tidak bisa dipahami, cuma bisa dirasakan akibatnya.” ― Dee Lestari, Aroma Karsa
“Manusia menuntut manusia lain untuk punya drama. Itu syaratnya supaya kita kelihatan normal” ― Dee Lestari, Inteligensi Embun Pagi
“Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segalanya.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Berhenti mencari maka kamu akan menemukan-Akar” ― Dee Lestari
“Drama adalah komplikasi. Drama membuat kalian egois, berpikir kepentingan pribadi kalianlah yang paling penting” ― Dee Lestari, Inteligensi Embun Pagi
“Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa. -Hanya Isyarat, Rectoverso - Dee-” ― Dewi Lestari
“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah apa adanya.” ― Dewi 'Dee' Lestari
“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Habis ini, lalu apa? Kamu sendirian. Aku sendirian. Kenapa kita tidak berdua lagi saja? Apa artinya cinta yang tidak lagi sama? Memang cinta itu ada berapa macam?"Aku tidak tau cinta ada berapa macam varian. Kau harus bertanya pada hatiku, karena dialah yang satu hari menutup dan mengucap, "cukup". Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih dari siapa pun yang kutahu."Enam tahun. Kita akan buang enam tahun itu begitu saja?"Otakku merekam dan menyimpan kamu, kita, dan enam tahun ini. Hati tidak pernah menyimpan apa-apa. Ia menyalurkan segalanya."Kamu akan menyesal..."Mungkin. Kini kita tak mungkin tahu.” ― Dewi 'Dee' Lestari
“Kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka...tanpa ragu kamu akan memilih satu detik bersamanya untuk diabadikan. Cukup satu.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Bagi saya, hidup terlalu singkat untuk dilewatkan dengan biasa biasa saja.- Kugy” ― Dewi 'Dee' Lestari, Perahu Kertas
“Dalam raga ada hati, dan dalam hati ada ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.Ruang itu mungil, isinya lebih halus dari serat sutra. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh nurani.Begitu lemahnya ia berbisik, sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa, dan bila ada apa-apa dengannya, duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai gerimis.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Cinta butuh dipelihara. Bahwa di dalam sepak terjangnya yang serba-mengejutkan, cinta ternyata masih butuh mekanisme agar mampu bertahan.Cinta jangan selalu ditempatkan sebagai iming-iming besar, atau seperti ranjau yang tahu-tahu meledakkanmu--entah kenapa dan kapan. Cinta yang sudah dipilih sebaiknya diikutkan di setiap langkah kaki, merekatkan jemari, dan berjalanlah kalian bergandengan...karena cinta adalah mengalami.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku, sekali mengenalimu menjadi tujuan hidupku - Supernova, Gelombang @deelestari” ― Dewi Lestari, Supernova: The Knight, the Princess and the Falling Star
“Akan tetapi, hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Satu-satunya cara untuk mengetahui asal-usulmu adalah keluar, lalu kembali. Kamu pikir si Adam itu tahu dirinya istimewa kalau tidak dibuang dulu ke bumi?” ― Dee Lestari, Supernova: Akar
“Pembaharuan hadir dalam setiap detik. Perbaikan terjadi setiap saat.” ― Dee Lestari
“Asmara. Tidak bisa dipahami, cuma bisa dirasakan akibatnya.” ― Dee Lestari, Aroma Karsa
“Manusia menuntut manusia lain untuk punya drama. Itu syaratnya supaya kita kelihatan normal” ― Dee Lestari, Inteligensi Embun Pagi
“Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segalanya.” ― Dee Lestari, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Berhenti mencari maka kamu akan menemukan-Akar” ― Dee Lestari
“Drama adalah komplikasi. Drama membuat kalian egois, berpikir kepentingan pribadi kalianlah yang paling penting” ― Dee Lestari, Inteligensi Embun Pagi
Read More! Learn More!